Dalam pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Barack Obama kembali menegaskan bahwa AS hanya setuju solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan Obama mendesak agar Israel menerima solusi itu. Presiden AS itu menyatakan, solusi dua negara adalah solusi terbaik untuk kepentingan Israel dan Palestina. Benarkah demikian? Apa sebenarnya visi Obama tentang negara Palestina?
Visi Obama tentang solusi dua negara, ternyata tetap lebih berpihak pada kepentingan Israel semata. Surat kabar Israel Yediot Ahronot edisi Rabu (20/5) melaporkan, Presiden Obama memang menjanjikan negara Palestina yang independen dan demokratis dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Tapi Obama akan melakukan demiliterisasi terhadap negara Palestina.
Rencana Obama adalah, negara Palestina dengan ibukotanya Al-Quds (Yerusalem Timur) sudah terbentuk dalam jangka waktu empat tahun ini, tapi Obama akan menetapkan wilayah Kota Tua (Old City) sebagai wilayah yang berada di bawah zona internasional dan akan dikontrol oleh PBB. Obama juga akan melaranga negara Palestina memiliki angkatan bersenjata dan melarang Palestina membuat kesepakatan atau kerjasama militer dengan negara lain. Larangan itu akan diberlakukan demi kepentingan keamanan Israel.
Obama juga merencanakan pertukaran teritorial antara Israel dan Palestina untuk memecahkan masalah perbatasan kedua negara. Dengan pertukaran teritorial itu, para pengungsi Palestina akan kehilangan haknya untuk kembali ke rumah dan tanah mereka yang sekarang dikuasasi Israel. Sebagai gantinya, AS dan Eropa akan memberikan kompensasi bagi para pengungsi serta memberikan paspor internasional agar para pengungsi Palestina tetap bisa tinggal di negara lain.
Obama, menurut Yediot Ahronot, akan menyampaikan visinya tentang negara Palestina itu pada dunia Arab dan Muslim dalam pertemuan di Kairo bulan depan. Tapi Obama sudah melakukan konsultasi tentang rencana itu dengan Raja Yordania, Raja Abdullah II dalam pertemuan di Washington belum lama ini. Pada Raja Abdullah, Obama meminta Yordania agar melanjutkan pembicaraan intensif dengan Israel, Palestina, Suriah dan Libanon untuk memuluskan skenario Obama tentang pembentukan negara Palestina.
Visi Obama tentang pembentukan negara Palestina bukan hanya memberangus hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah airnya, tapi juga secara keseluruhan memberangus hak dan kedaulatan rakyat Palestina untuk bangsa yang berdaulat. Palestina akan dijadikan layaknya sebagai negara boneka Israel dan AS. Karena berdasarkan skenario Obama, setiap kesepakatan yang menyangkut hubungan diplomatik, ekonomi dan kenegaraan Palestina harus diputuskan atas dasar pembicaraan bersama antara Israel dan negara-negara Arab.
Jika skenario Obama terwujud dengan konspirasi bersama Israel dan negara-negara Arab pro Zionis, rakyat Palestina akan mengalami masa yang paling suram. (ln/iol/eramuslim)
Netanyahu Tolak Pembentukan Pemerintah Palestina
Netanyahu Tolak Pembentukan Pemerintah Palestina
Pernyataan itu disampaikan saat, Presiden AS, Barack Obama, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, belum lama ini menekankan konflik masalah Palestina dan Israel berlandaskan pada dua negara dan meminta Tel Aviv untuk menghentikan pembangunan permukiman Zionis di Tepi Barat Sungai Jordan. (irib)